Lomba masak C:eria bareng kamus babel Jogja

22 Dec 2011

Alhamdulillah, agenda lomba masak kamus babel Jogja pada hari Ahad, 18 Desember 2012 yang diadakan di asrama IKPB (Ikatan Keluarga Pelajar Belitung) ini terlaksana dengan meninggalkan banyak kesan mendalam ;)
sebelumnya kita liat dulu yuk publikasi kegiatan ni... he


keren khan posternya... hehe (muji diri sendiri)

oke, langsung ke TKP yaa...
pagi itu, acara dimulai dengan pembukaan, tilawah dan sambutan... (karena tukang fotonya telat, jadi sessi ini dilewatkan dulu yaa :)

setelah pembukaan, seluruh peserta yang mengikuti lomba, menyiapkan lokasi masing-masing sesuai dengan kabupaten/kotanya masing-masing di halaman asrama IKPB...








bang wahyu, ketua kamus babel Jogja 2010-2012 juga dak nek kalah nih...

yang pasti sessi masak-masaknya sesuatu banget ;)
sekarang kita lihat hasil masakannya yukk... hemm



bangka selatan sama bangka barat masaknya bareng nih... biar kompak ceritanya :)




hemm, saatnya penilaian dewan juri nih... jurinya ada 3 orang, perwakilan dari ISBA, perwakilan dari IKPB, dan tentunya perwakilan dari Kamus Babel Jogja :)




dan terpilih lah pemenang dari juara lomba masak kali ini... :) juara 1. dari Bangka Induk, juara 2. dari Bangka tengah, juara 3. dari Belitung Timur... hemm

nah, yang paling ditunggu-tunggu oleh semua peserta adalah acara makan-makannya...
disinilah kita mulai merasakan kebersamaan, dari satu provinsi, menuntut ilmu di negeri Jogja... semangat serumput sebelukarpun muncul, dan kekuatan cinta untuk Bangka Belitungpun bermekaran. #eaa














Alhamdulillah... semangat kebersamaan terkadang jauh lebih mudah terbangun dari hal-hal sederhana. semoga semangat keluarga muslim Bangka Belitung tetap terjaga. semangat ukhuwah, dan semangat membangun Bangka Belitung :)
[KP]

Read More......

sejam lebih dekat bersama Pak Djamaludin Ancok

8 Nov 2011

Dokumentasi Talkshow bersama Pak Djamaludin Ancok yang diadakan kamus babel Jogja di aula Asrama ISBA Jogja. Selasa, 11 oktober 2011








Read More......

“Sejam lebih Dekat bersama Prof. Djamaludin Ancok”

Resensi Oleh: Feni Febriani dan Julia Aisyah

“Kaya, tapi kelaparan dilumbung sendiri” kata-kata yang masih melekat dari silaturahim tokoh “sejam lebih dekat bersama Prof. Djamaludin Ancok Ph.D”. Beliau yang merupakan salah satu Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini mampu menghipnotis mahasiswa bangka belitung dengan uraian motivasi dan pengalaman hidup beliau.

Ditambah dengan gurauan ringan dalam penyampaiannya, tak heran membuat gelak tawa dari para peserta yang mendengarnya. Acara yang diadakan oleh Kamusbabel (Keluarga Muslim Bangka Belitung) wilayah Yogyakarta ini dihadiri oleh 34 orang mahasiswa baik dari Bangka maupun Belitung dengan variasi universitas dan fakultas yang berbeda-beda tentunya.

Banyak hal yang disampaikan oleh Prof. Djamaludin dalam silaturahmi sore itu. Beliau memulai dengan membuka cakrawala berpikir mahasiswa babel dengan memaparkan tentang gambaran negara Indonesia 20 tahun kedepan, yaitu tahun 2030. Bahwa negara Indonesia akan menjadi negara terkaya ke-6 didunia. Namun sayang, bukan Indonesia sendiri yang memiliki kekayaan itu melainkan perusahaan asing juga ikut menikmatinya.


Adapun urutan selengkapnya yang dipaparkan beliau dari urutan pertama terkaya sampai dengan yang ke-7 adalah sebagai berikut; 1. CINA. Dikarenakan banyak negara yang berhutang, termasuk Amerika. Dan negara ini memiliki kekayaan sebesar 3,2 triliun U$. Sedangkan Indonesia hanya 66 milyar U$. 2. INDIA. Karena di India memiliki potensi orang-orang yang cerdas, alam yang stabil, dan pariwisata. 3. AMERIKA, dikarenakan kehidupan yang supermodern. 4. BRAZIL yang diperkaya dengan minyak, sawit, karet, daerah tropis, dan ikan. 5. MEKSIKO, diperkaya karena minyak ,industri, pertanian. Dan terakhir ke 7 yakni RUSIA.

Pada zaman globalisasi sekarang ini segala hal dalam hidup adalah tantangan, mulai dari pasokan makanan sampai tantangan dunia kerja. Sehingga karakteristik yang perlu kita lakukan untuk mampu bersaing di era global ini menurut beliau adalah:

1. Skill. Bahasa à terutama bahasa inggris. Karena segala macam test atau wawancara kerja yang akan kita hadapi nanti adalah dengan bahasa inggris. Sehingga kemampuan berbahasa inggris sangatlah diperhitungkan.

2. Kemampuan planning. Beliau mengatakan “orang luar negeri jarang terlambat dan jarang pergi ke kamar kecil saat perkuliahan atau aktivitas lainnya”. Bandingkan dengan diri kita, ketika akan ataupun sedang kuliah. Kita sama seperti mereka ataukah malah sebaliknya? Mari berintropeeksi diri.
“jangan jadi kuli di negara sendiri” tegas beliau. Karena persaingan asing yang begitu pesat, sehingga nanti pekerja asingpun bebas untuk mencari pekerjaan di Indonesia karena sudah ada WTO..!!! innalillah.., akan kemana warga kita yang berbanyaaakk ini..!!

Tapi kita jangan terlalu berkecil hati. Beliau mengatakan banyak orang2 Indonesia yang bisa sukses di luar negeri, khususnya “urang” Bangka Belitung. Ada lebih dari 100 orang, dan jika disebutkan satu persatu tentu sangatlah panjang. Justru yang harus jadi pertanyaan penting adalah kenapa mereka mampu menjadi salah satu “orang sukses” di negari asing belahan bumi sana…?? Itulah yang menjadi sorotan utama beliau. Jika mereka saja bisa? tentulah kita juga bisa seharusnya. Sukses membutuhkan “modal”, dan “modal sukses” menurut beliau adalah:

1. Kecerdasan Intelektual.

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Mujaadilah : 11)

Orang yang mulia adalah orang yang beriman dan berilmu. Tentulah untuk beriman kita butuh ilmu dan untuk ilmu kita perlu membaca. “Harus rajin membaca, kerena membaca alat untuk bersaing” tegas beliau memberi motivasi. Mari jawab pertanyaan ini, “ceritakan 2 buku terakhir yang kamu baca?”. Dari pertanyaan ini kita bisa menganalisa diri kita. Jawaban apa yang hendak kita sampaikan, tentunya diri kitalah yang tahu. Apakah kita akan menceritakan buku yang kita baca hari ini, kemarin, 1 bulan yang lalu, 1 tahun yang lalu atau bahkan hanya terdiam karena tidak ada buku yang dibaca? Jadi teringat slogan ketika zaman sekolah dulu, “Ayooo, gemar membaca. Banyak baca, banyak tahu”.

2. Kecerdasan Emosional.

Yakni kemampuan dalam mengendalikan emosi. Seperti yang Allah perintahkan pada surah Ali-Imran, bahwa agama menyuruh kita berilmu dan mempunyai emosi yang baik. Menurut beliau orang yang sukses adalah orang yang memiliki emosi yang baik, alangkah baiknya jika berbicara dengan kata-kata yang enak didengar dan itu adalah kata-kata pilihan. Kalau tidak bisa berkata baik, lebih baik diam.

Mario teguhpun dalam acaranya pernah memberi contoh untuk kasus yang satu ini. Suatu ketika suami yang baru pulang bekerja, langsung duduk manis di depan meja makan mencicipi masakan istrinya. Kemudian dia berujar “Istriku yang baik hati, terima kasih sudah memasak untukku dan keluarga kita. Sungguh, masakan ini enak sekali rasanya. Tapi lebih enak lagi jika garamnya dikurangi”. Sang istripun bisa menerima saran dari suaminya tanpa emosi ataupun pertengkaran, yang mengkritik bahwa masakan yang ia buat itu keasinan. Bagaimana menurut teman-teman? Enak didengar bukan, jika kata-kata yang keluar dari mulut kita itu adalah kata-kata pilihan?

Beda cerita jika kata-kata yang keluar itu “Weeeww… masen ge lempah kuning e, nek kawin agik jangan-jangan”. Lebeb… bise2 ade piring melayang tuh. Heee…

3. Ketangguhan, ketabahan, kesabaran.

“Allah memuliakan orang2 yang tangguh”. Mari belar pada filosofi keris. Keris yang berseni tinggi itu tidak serta merta datang begitu saja, tapi melaui proses panjang, yakni dipanaskan dengan api, dipentung (ditempa), dipanaskan lagi, dst.

Memang terkadang kesuksesan itu datang harus melalui perjuangan berat, bahkan penderitaan. Kemudian mari kita belajar melalui filosofi telur. Yuks, bandingkan telur yang 3 hari lagi akan menetas secara alami (melalui proses alam) dengan telur yang dipercepat prosesnya oleh manusia.

Akan berbeda tentunya. Telur yang menetas sendiri, tentu sudah sedari dini harus berjuang hidup dengan mula-mula melepaskan diri dari cangkangnya. Dan setelah itu ia pun harus tumbuh berkembang sampai akhirnya bisa belajar terbang. Namun, telur yang 3 hari lagi akan menetas dipercepat prosesnya dengan dikeluarkan oleh manusia dari cangkangnya, memang benar ia akan hidup, tapi apakah ia akan mampu terbang? Begitulah proses belajar, berjenjang. Langkah demi langkah itu butuh kesabaran.

Ada kata2 menarik yang beliau kutip dari salah satu orang sukses, “Hati-hati dengan pikiran anda, karena pikiran anda akan menentukan perkataan anda, hati-hati dengan perkataan anda, karena perkataan anda akan menentukan perbuatan anda, hati-hati dengan perbuatan anda, karena perbuatan anda akan menentukan NASIB anda”. Hidup itupun harus disertai dengan syukur dan sabar. Jadi, jangan mudah berputus asa dan janganlah bekeluh kesah, karena tidak ada sesuatu yang terjadi sia-sia.

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Ali-Imran:191).

4. Sosial (bersilaturahim)

“Barangsiapa menyambung silaturahmi Aku beri rezeki, beri kesehatan, dan panjangkan usianya”. (Al Hadist)

“Siapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Alloh, maka akan ada yang memanggilnya: Kebaikan buatmu dan perjalananmu, dan engkau telah menyediakan tempatmu di syurga”

(HR. Bukhari)

Sehingga dianjurkan untuk kita semua agar saling menjaga pintu silaturahmi, agar dipanjangkan umur dan rezekinya, semoga KAMUS BABEL ini merupakan salah satu pintu kita untuk masuk surga-Nya. Amin.

5. Jadilah pribadi yang siddiq, amanah, tabligh, dan fatonah dalam berdampingan dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada.

6. Kesehatan. Bukankah Allah lebih menyukai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah? Menjaga kesehatan itupun sangatlah penting. Disaat semua modal sukses diatas dari 1-5 sudah terpenuhi, namun ternyata kesehatan tidak mendukung, maka tak akan berdaya diri ini menopang segala amanah yg ada. Betul tidak???

Banyak sekali pemaparan yang beliau ungkap untuk membuka cakrawala berpikir kita. Salaah satunya dengan mengembalikan kita pada zaman penjajahan dan nenek moyang kita yang sudah cerdas, agar kita mampu bercermin diri, berpikir kritis dalam menghadapi realita kehidupan saat ini. Jangan jadi orang yang mudah berputus asa dan berkeluh kesah, karena “yang cengeng tidak akan sukses” tutur Prof. Djamal.

Asrama ISBA Yogyakarta, 11 Oktober 2011

Read More......

RABITHAH. doa Cinta Mujahid Dakwah

13 Jun 2010

..................................................................
Doa Rabithah, merupakan untaian kalimat yang mempunyai tempat tersendiri di dalam jiwa pejuang dakwah.

Dengan doa ini, kesenjangan yang ada bisa menjadi kedekatan, perbedaan yang ada bisa menjelma menjadi kesamaan, kebencian pun akan luntur berganti menjadi kecintaan.

Doa ini merupakan bagian dari rangkaian doa yang kerap kita ucapkan baik bersama maupun sendiri.


Sejak KITA DIPERTEMUKAN DI JALAN INI…JALAN DAKWAH !

Bagi kita doa ini memiliki sentuhan yang kuat, sentuhan ruhani,yang menggelora.

Doa ini membuat kita larut dalam hangatnya iman kepada Alloh, yang membalut persahabat kita di jalan ini…

Benarlah jika doa ini dikatakan doa rabithah yang berarti menguatkan dan mengikat hati

Benarpula jika doa ini disebut dengan wirid al quluub yang berarti wirid hati, karena memang bertujuan menyatukan hati.

Ada empat point besar dalam doa ini, atau dalam bentuk sistematika saya tuliskan sebagai berikut;

PERTAMA, doa ini menjelaskan tentang SIFAATUL QULUUB (sifat hati) yang kita miliki, perhatikan isi doa ini

“Ya Alloh Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul karena kecintaan kami kepadaMU, telah bertemu untuk mematuhi perintahMu, telah bersatu dalam menyeruMu, telah mengikat janji setia untuk menolong syariatMu”

KEDUA, doa ini menjelaskan pinta kita kepada Alloh SWT untuk memberikan TARBIYATUL QULUUB (Pembinaan atas hati kita), perhatikan isi doa ini

“Maka eratkanlah ikatan hati-hati ini, kekalkanlah kemesraannya antara hati-hati ini,tunjukilah hati-hati ini akan jalannya”

KETIGA, doa ini menjelaskan permintaan kita kepada Alloh SWT untuk memberikan ZAADUL QULUUB (bekal untuk hati), perhatikan isi doa ini

“(Ya Alloh) penuhilah hati-hati ini dengan cahayaMu yang tak pernah redup, Ya Alloh lapangkanlah Seluruh hati ini dengan limpahan iman kepadaMu, dengan keindahan bertawakal kepadaMu”

KEEMPAT, doa ini menjelaskan permohonan kita kepada Alloh SWT berupa AMALUL QULUUB yakni agar hati kita berpungsi, dengan sesuatu yang Alloh ridhoi, perhatikan isi doa ini

“Ya Alloh jika Engkau mentakdirkan mati, maka wafatkanlah pemilik hati-hati ini dalam keadaan syahid di jalanMu, Engkaulah sebaik-baiknya sandaran dan sebaik-baiknya penolong……”

Sahabat…saya Hamzah Al Mubarok melihat,Doa Rabithah di bandingkan doa lain memiliki sisi kelebihan yaitu

PERTAMA, doa ini disusun untuk para aktivis dakwah, agar mereka selalu mengingat prinsip-prinsip perjuangan, yang meliputi WIHDATUL GHAYAH (satu tujuan) WIHDATUL AQIDAH (satu akidah), WIHDATUL MINHAJ (satu konsep), WIHDATUL JA’MAAH (satu jamaah), WIHDATUL QIYADAH (satu kepemimpinan), WIHDATUL HARAKAH (satu gerakan), WIHDATUL AS-SYU’UR (satu perasaan)

KEDUA doa ini, bertujuan mengkondisikan dan menyatukan hati para aktivis dakwah.

KETIGA, doa ini mengandung pesan penting, untuk para aktivis dakwah, bahwa kekuatan ukhuwah, yang ditandai dengan kuatnya ikatan hati merupakan prinsip, dalam gerakan dakwah dan sebagai syarat kemenangan harakah islamiyah.

KEEMPAT, dengan doa rabithah, kita memahami bahwa dakwah telah menyatukan para aktivis dari berbagai generasi semenjak ada kegiatan dakwah, di muka bumi, sampai kiamat nanti.

Sahabat…
Doa ini adalah gubahan Kalimat dari Imam Syahid Hasan AlBanna, tujuannya bukan hanya dalam bentuk permintaan yang memiliki makna Indah dan dalam, tapi untuk memotivasi siapapun yang membacanya, mengalirkan semangat persatuan, persaudaraan dan kecintaan di atas jalan dakwah….

Semoga hati-hati kita dikumpulkan dengan hati para Nabi dan Rasul, para syuhada, para shalihin dan ulama amilin.

Semoga kita dikaruniai hati yang hidup, sehat dan kuat dalam Mengemban risalah dakwah, dan amanah khilafah di bumi ini. Hati yang berandil dalam mewujudkan peradaban Islam dan hati yang siap memikul tugas USTADZIYATUL ALAM

Maka izinkanlah saya HAMZAH AL MUBAROK, walau belum pernah berjumpa dengan antum semua, izinkan saya membayangkan wajah antum, didalam pikiran ini, dikelopak mata ini, seiring dengan doa rabithah yang terucap dari bibir dan hati…

Semoga Alloh SWT menguatkan ukhuwah dan ruhiyah kita….Ya Saudaraku…!!

)I(HAMZAH)I(

Read More......

Suara Rakyat, bagaimana Menyikapinya..

................................................................
Ini lanjutan dari bab apakah Demokrasi Bertentangan Dengan Prinsip-Prinsip Islam yang dimuat sebelumnya
Saya merasa harus memberikan apa yang saya tahu, walau kesimpulan akhir diserahkan ke antum semua, semoga memperkaya khazanah pemikiran kita.

Saya Hamzah AlMubarok, mencoba memberikan judul pada SUB Bab ini
“PRINSIP DEMOKRASI MENEMPATKAN SUARA RAKYAT SEBAGAI SUMBER HUKUM, APAKAH BERTENTANGAN DENGAN NILAI-NILAI ISLAM”

Inilah pembahasannya (selamat membaca dan mengkajinya ^_^)


Ditinjau dari sisi Filosofinya memang benar bahwa Prinsip Demokrasi adalah suara rakyat
Rakyatlah-bukan Raja- yang berhak menentukan apa-apa yang terbaik buat rakyat, termasuk siapa yang berhak memimpin mereka.

Ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah lahirnya demokrasi itu sendiri, yaitu sebagai perlawanan terhadap kekuasaan absolute raja-raja, khususnya di Perancis pada abad Pertengahan, yang melahirkan Revolusi Perancis.

Akan tetapi jika kita lihat dari sisi praktisnya, ternyata demokrasi itu, dipraktikan juga oleh bangsa-bangsa lain dari seluruh dunia dalam bingkai ideology masing-masing.

Ada demokrasi liberal di Amerika
Demokrasi dalam kekuasaan kerajaan di Inggris
Atau demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila di Indonesia
Dan bukan mustahil ada demokrasi-demokrasi yang lain lagi.

Bagi kita seorang Muslim, yang penting bukan nama dari sebuah demokrasi, tetapi pada substansi dari demokrasi itu.

Bisa di ibaratkan demokrasi adalah wadah yang kosong, mau kita isi apa saja, itu terserah kita.

Nah dalam wadah yang kosong itu, system kehidupan berbangsa dan bernegara yang islami bisa kita bangun. Kita bisa tegakan syariat Islam (iqamatud-diin) secara utuh dan menyeluruh (kamil mutakamil) disitu.

Nah di dalam system yang secara substansial menegakan syariat Islam itulah segala perintah Allah bisa kita laksanakan.

JADI TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENGATAKAN BAHWA DEMOKRASI BERTENTANGAN DENGAN ISLAM.
Apalagi dalam banyak hal kita temukan perintah-perintah Allah dan RasulNya yang memang yang sesuai dengan spirit atau semangat demokrasi.
Seperti perintah untuk Musyawarah, perintah untuk menghargai pendapat orang lain dsb

JADI PERSOALAN KITA SEBENARNYA BUKANLAH PADA PENERAPAN DEMOKRASI ITU, MELAINKAN KEMANA KITA MEMBAWA BANGSA INI DENGAN DEMOKRASI.

Bagi Umat Islam yang mayoritas, masalah ini bisa dikatakan sudah selesai….
Bukankah kita mayoritas?
Persoalannya , secara kuantitatif kita mayoritas, tapi secara kualitatif kita minoritas.

Umat Islam di Indonesia Mayoritas secara Angka tetapi minoritas peran politik.

Pertanyaan lagi, jika dengan demokrasi yang mayoritas ini kita tertinggal jauh dari sisi peran politik, apakah dengan meninggalkan demokrasi , kita bisa mengambil peran dominan?????

Sangat mungkin tanpa demokrasi Umat Islam semakin terpuruk.

Untuk itu mengubah mayoritas angka yang minoritas peran politik, ke arah mayoritas angka yang mayoritas Peran Politik, menjadi pekerjaan rumah (PR) kita yang sesungguhnya.
Hal itu hanya bisa dilakukan dengan demokrasi, pemilu dan partai politik.

Dalam Konteks ini hukum penerapan demokrasi, pembentukan dan pengelolaan partai politik serta penyelenggaraan dan kesertaan dalam pemilu bukan saja boleh, tetapi bisa dikatakan wajib, sesuai dengan tuntutan keadaan.

Kaidah Ushul Fiqih mengatakan
“Hukum itu beredar bersama ada dan tidak adanya sebab (‘ilat hukum)-nya”

Secara Umum sebab atau ‘ilat hukum itu, berdasarkan ijma’ (konsesus) ulama ahli ushul fiqih, adalah maslahatul-mursalah atau kebaikan yang dibawa oleh sebab tersebut.

Jadi , jika sesuatu itu adanya membawa kebaikan dan ketiadaanya membawa keburukan, maka hukumnya wajib.

Sebaliknya, jika adanya sesuatu itu membawa keburukan dan ketiadaanya membawa kebaikan, maka hukumnya menjadi haram.

Jika adanya membawa kebaikan, dan ketiadaanya tidak membawa keburukan, maka hukumnya sunah.

Adapun jika adanya membawa kebaikan dan keburukan sekaligus, maka harus ditimbang lagi mana yang lebih dominan.

Jika yang dominan adalah kebaikan, maka hukumnya wajib atau sunnah.
Akan tetapi jika yang dominan adalah keburukan, maka hukumnya bisa jadi makhruh atau bahkan haram.

Tergantung pada kadar kebaikan dan kadar keburukannya.

Nah perhitungan kadar kebaikan dan atau keburukan segala sesuatu dalam menetapkan hukum itulah yang disebut FIQH MUWAZANAT.

Kenyataannya, penerapan demokrasi di Negara-negara islam, termasuk Indonesia, selama ini jelas sekali membawa kebaikan.

Jika tidak ada demokrasi bisa dipastikan akan terjadi keburukan, DIKTATORISME, PEMBERONTAKAN, KEKACAUAN, dsb

Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa demokrasi itu, dalam konteks keindonesiaan saat ini, hukumnya wajib atau minimal sunnah.

ADAPUN TERKAIT BANYAKNYA AKSES NEGATIF YANG TERJADI, SEPERTI PERMUSUHAN ANTAR KELOMPOK UMAT, PEMBOROSAN BIAYA, KECURANGAN dsb, adalah akses yang harus di minimalisasi.

Dalam hal ini berlaku kaidah ushul-fiqh
“Sesuatu (tujuanya positip) yang tidak bisa dicapai seluruhnya, tidak mesti ditinggalkan seluruhnya”

Bahkan jika harus mengorbankan kepentingan tertentu yang bersifat khusus atau jangka pendek sekalipun tidak masalah ditempuh, demi meraih kebaikan yang bersifat umum dan jangka panjang.

Kaidah Ushul-fiqh lain mengatakan
“Bahaya atau keburukan yang bersifat khusus itu boleh saja ditempuh demi menghindari/menolak bahaya atau keburukan yang bersifat umum”

Sahabat, saya Hamzah Al Mubarok, mencoba mensimpulkan semua..

Bahwa Demokrasi ibarat keran yang tiba-tiba terbuka, dan segalanya yang semula tetelikung bebas bergerak mengekspresikan diri. Termasuk DA’WAH

Sahabat, izinkan saya Hamzah Al Mubarok, sekali lagi sekedar mengingatkan antum semua, wahai Mujahid Da’wah…

Bahwa Demokrasi bukanlah sebuah system. Atau Manhaz Kufur yang kita terjebak di lubang gelap jika mengikutinya….

Bukan…!! Demi Alloh Bukan !!
Bagi Da’wah, demokrasi hanyalah sebuah medan pertempuran yang kebetulan dipetakan oleh Barat, dan kini di pilih oleh Musuh da’wah.

Dan kita Mujahid Da’wah dengan jiwa ksatria berkata
“Pilihlah dimanapun tempat kita akan berlaga….
Dan dengan izin Alloh SWT, kami pasti akan memenangkannya…”

Takbir!!
Allohu Akbar !!

)I(hamzah)I(

Ditulis diwaktu dhuha yang penuh barokah…

Read More......
 
 
 

KUNJUNGAN

free counters
Powered By Blogger

detiknews - detiknews

JARINGAN

 
Copyright © KAMUS BABEL